Rabu, 16 Mei 2018

FORUM ASPIRASI MAHASISWA NGRAYUN MENGUCAPKAN MARHABAN YAA RAMADHAN SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA
1439 H


MARHABAN YA RAMADHAN 1439 H
Ramadhan Tiba… Ramadhan Tiba… Marhaban Ya Ramadhan

Alhamdulillah… tidak terasa kita sudah bertemu dengan bulan Ramadhan lagi, bulan yang sangat kita tunggu-tunggu. Eits, yang ditunggu Ramadhan apa lebaran ya? Semoga saja dua-duanya. 17 Mei yang lalu kita telah melaksanakan puasa Ramadhan yang pertama, semoga puasa kita tahun ini diterima oleh Allah SWT dan semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Ayo Ramadhan kali ini diisi dengan hal-hal yang positif,diisi dengan tadarus, dzikir, berdoa, syukur-syukur bisa kasih takjil orang lain. Apalagi bayarin teman saat buka bersama, wah itu baik banget deh ( . intinya gunakan waktu di bulan Ramadhan ini sebaik-baiknya, tapi yang perlu diingat setelah Ramadhan harus tetap jadi orang yang baik, jangan malah merusak. Melajarkan dari metamorphosis kupu-kupu, setelah kita sebelas bulan selain Ramadhan menjadi ulat yang merusak segalanya. Pada saat Ramadhan kita menjadi kepompong, seharusnya saat lebaran nanti kita harus menjadi kupu-kupu, yang indah dipandang dan juga selalu menjaga.
Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankannya.

Rabu, 02 Mei 2018

BUKAN makluk IPK



(Bukan) Makhluk IPK
Indah Kallosky

            Cum Laude, sebuah prestise tersendiri yang begitu banyak diharapkan oleh mahasiswa. Ya, benar, ketika mahasiswa baru ataupun lama ditanya perihal harapan kedepannya mengenai perkuliahan tentu tidak akan terlepas dari keinginan wisuda tepat waktu dan harapan mendapat indeks prestasi kumulatif (IPK) 4,00 atau lulus dengan banyak pujian. Keren bukan? Tentu, untuk mendapatkan nilai A disetiap mata kuliah bukanlah hal yang mudah, masih ingat bukan? Bahwa ada harga yang harus dibayar untuk sebuah perolehan! Sedikit gambaran, kamu harus mengerjakan tugas kuliah dengan sungguh-sungguh, tidak boleh absen, mempersiapkan persentasi sebaik mungkin, melakukan praktikum, menulis laporan, belajar hingga larut malam, mengikuti serangkaian kegeiatan akademik, bahkan kamu harus rela mengeluarkan uangmu untuk mengoleksi buku sebagai referensi setiap mata kuliah, dan itu semua harus kamu lakukan tanpa terkecuali jika menginginkan nilai A, itu saja kalau dosen mu care.
            By the way, Sadar gak sih? Dengan rutinitas di atas hidup kalian bakalan monoton! Kasarnya, kita diperbudak oleh angka, mengusahakan semuanya se-perfect mungkin entah bagiamanapun caranya, padahal tidak menutup kemungkinan masih banyak dosen yang memberikan nilai asal-asalan. Oke, saya tidak berpihak pada siapapun! IPK merupakan indikator sejauh mana kita mampu memahami materi perkuliahan dan IPK dalam ijaza nanti juga akan menjadi bukti otentik yang menggambarkan kemampuan mu dalam menyerap materi. Jadi, tidak salah jika kita sibuk memperjuangkan angka. But, sekarang kita harus melihat dari sudut pandang yang berbeda, tentunya sebagai mahasiswa kita tidak boleh menutup mata bahwa perubahan terjadi begitu cepat. Ketika saya menyebutkan Bonus Demograsi, Literasi, Suistainable Development Goals, Generasi Milineal, Megatrend Dunia, Visi Indonesia 2045, Generasi Emas, Generasi Z dan yang terakhir surat dari tahun 2070, semoga istilah-istilah ini sudah tidak asing lagi di telingga kita.
            Kamu tahu bukan? Kebutuhan pendidikan di abad 21 adalah kemampuan dalam problem solving bukan problem maker, team work, creativity,  dan peka terhadap masalah serta memiliki higher order thinking skill. So, sebagai mahasiswa kita harus mampu membaca keadaan jangka panjang atau prospect kedepannya, harus peka terhadap masalah dan mampu menawarkan solusi bukan hanya sekedar menghamba pada angka, berhentilah menjadi pondasi, kuat tapi hanya berhenti pada satu titik! Ketahuilah, bahwa kehidupan baru di mulai ketika kamu berani keluar dari zona nyaman. Saya tahu, kalau dengan rutinitas seperti ini saja kamu sudah mampu mencapai target buat apa susah-susah keluar dari zona nyaman? Bukan maksud men-judge ataupun mempengaruhi agar kita sepemikiran. IPK hanya akan mengantarkan mu sampai bangku wawancara (Anies Baswedan, Mantan Menteri Pendidikan) dari kalimat ini dapat kita asumsikan menjadi banyak hal. Pertama, Ketika IPK tidak memenuhi syarat dalam Job Vacancy maka kamu akan ditolak sebelum sampai bangku wawancara.  Di dunia ini tidak ada yang menjamin kamu bakalan sukses yang ada hanyalah kesempatan dan tergantung seberapa tingkat kepekaan mu dalam memanfaatkan peluang tersebut. So, dengan IPK Cum Laude tanpa diimbangi soft skill dan life skill yang harusnya kamu kembangkan di dunia perkuliahan, kamu hanya akan sampai bangku wawancara saja! Tidak sedikit bukan, sarjana yang menganggur ataupun sarjana yang bekerja tidak sesuai jurusannya, Apalagi buat kamu yang semakin ke sini semakin sadar kalau salah jurusan. hal ini membuktikan bahwa waktu bisa merubah apapun kecuali kamu!     
            Masyarakat mu tidak butuh angka! Quote ini wajib kamu ingat dan kamu maknai dalam-dalam, ketika kamu sudah terjun ke masyarakat atau kehidupan yang sesunggunya, mereka tidak peduli berapa mata kuliah mu yang mendapat nilai A, B, C dan berapa IPK mu. Mereka hanya perlu tahu, kalau kamu lebih bisa daripada mereka, mereka hanya butuh aksi nyata dari pemikiran-pemikiran emas mu yang nota band nya kamu pernah menjadi mahasiswa, mereka butuh ide-ide kreatif mu, dan butuh solusimu. Terlebih dari semua itu, kemampuan tanpa kepercayaan adalah hampa. Kesimpulannya, berhentilah menjadi budak angka yang hanya mengorbankan waktu mu demi IPK, Indikator mahasiswa cerdas tidak sedangkal itu sayang! Salam Generasi Wacana!