Kamis, 07 Juni 2018

Lestarikan Budaya Nenek Moyang dengan Galungan

Galungan? Nama apa itu? Mungkin itu yang berada di benak kalian setelah membaca judul itu. Oke, disini saya akan sedikit menjelaskan apa itu galungan. Galungan adalah nama salah satu wuku dari wuku yang dipercaya oleh orang jawa. Biasanya di wuku galungan ini diadakan banyak tradisi salah satunya mewarangi keris. Nah, itu tadi adalah pengertian galungan. Sesimpel itu? Iya, kalau mau tahu lebih banyak silahkan cari referensi sendiri ya. Jadi, udah pada tahu kan apa itu galungan. Lalu, apa hubungannya dengan Ngrayun? Seperti yang telah dijelaskan tadi, pada wuku galungan ada budaya mewarangi keris.bankan ada di beberapa tempat lho, diantaranya Dusun Manggis Desa Selur, Dusun Krajan Desa Selur (Sanggar Surya Ndadari), Dusun Guo Desa Wonodadi, Dusun Galih Desa Baosan Lor, Dusun Tunggon Desa Wonodadi. Itulah budaya yang akan kita bahas, karena ternyata di Ngrayun masih melestarikan budaya itu lho… (
Kali ini kami akan sedikit memberikan penjelasan mengenai bagaimana cara mewarangi keris serta hal apa saja yang perlu diperhatikan. Itung-itung sebagai pengalaman untuk kita agar ikut melestarikan budaya bangsa. Fungsi warangan dalam dunia perkerisan adalah untuk mengawetkan bilah keris ataupun tombak agar tidak cepat rusak dan berkarat. Lalu tempat untuk mencuci dan mewarangi keris adalah tempat yang bersih, terhindar dari tiupan angin dan debu, cukup terang karena berdekatan dengan jatuhnya sinar matahari dan yang penting lagi, tempat harus jauh dari anak-anak bermain. Suasananya harus tenang. Keris aja butuh ketenangan, kamu gimana? Fungsi udah, tempat udah, sekarang alat dan bahannya. Alat-alat yang diperlukan yaitu alat untuk merendam keris sebelum dibersihkan, biasanya dari bambu, sikat kasar, sikat halus, kertas penghisap, tinta/kain pengkisap, warangan, minyak cendana/melati, minyak kelapa murni, kain lap untuk membersihkan tangan, sebuah ember berisi air bersih serta beberapa buah jeruk nipis/jeruk keris.
Setelah kita tahu fungsi, alat dan tempat yang bagus, sekarang kita harus mengerti langkah-langkahnya, diantaranya:
Lepaskan keris dari warangka dan ukirannya
Rendam keris dengan air kelapa hijau semalaman lalu bilas dengan air sampai bersih
Gosok permukaan keris dengan irisan jeruk nipis sampai bersih/puti mengkilap
Cuci keris sampai bersih dengan buah lerak/sabun lerak
Keringkan sampai betul-betul kering dengan menekan-nekan bilah keris dengan kain bersih
Olesi keris dengan cairan warangan menggunakan kuas secara tipis dan merata
Angin-anginkan keris dengan posisi berdiri (gunakan rak) agar pembentukan lapisan senyawa oksida besi-arsenik bisa sempurna
Setelah pengangin-anginan dianggap cukup, bisa lagi keris dengan air mengalir
Keringkan keris
Olesi keris dengan minyak secara tipis dan merata menggunakan kuas
Masukkan kembali pusaka ke warangkanya. Simpanlah di tempat yang kering dan tidak lembab
Nah, itu tadi adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mewarangi keris, mulai dari alat dan bahan, hingga langkah-langkahnya. Gimana, sekarang udah makin tahu kan budaya yang ada di kecamatan Ngrayun? Ayo lestarikan budaya tersebut, dan jangan sampai hilang ditelan jaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar