*jual beli sekolah*
By : intelektual bebas
Pamflet, video promosi higga pembagian kursi bagi yang punya duit menandai datangnya proses penerimaan siswa baru di sekolah-sekolah, Negeri maupun Swasta, tak peduli soal kualitas pendidikannya, sekolah mengejar sertifikat internasional demi gengsi dan nama baik, tak khayal dana digelontorkan sebanyak mungkin demi meraih puja-puji masyarakat.
Pada situasi lainnya, anak-anak miskin kian meratapi keadaannya, melanjutkan sekolah kerap hanya ilusi sebab dibenturkan keadaan ekonomi, sekolah memang seringkali hanya untuk orang kaya sahaja. Dibalik keadaan pelik inilah, sekolah menghias dirinya penuh kemunafikan, membangun gedung-gedung tinggi sambil menepuk dada.
Kerap saya terheran-heran dengan sekolah-sekolah swasta yang memaksakan keadaan untuk diakui sebagai sekolah berkualitas, berselingkuh dengan lembaga akreditasi agar diberi bintang tinggi, sungguh potret pendidikan yang semu dan palsu. Seorang mahasiswa berkata kepada saya “sungguh saya heran dengan fakultas, nilaiku yang tinggi tak sesuai dengan ilmu dalam otakku”, demikianlah lembaga pendidikan “memaksa” dirinya berkualitas diantara ketidakbecusan para guru dan dosen.
Kini penerimaan siswa baru telah dimulai, slogan-slogan telah disampaikan dengan nada indah sambil mengharapkan banyak siswa dan orangtua yang terpikat agar banyak dana yang masuk dalam sekolah, tentu salah satunya adalah sebagai ladang “merampok” para pemangku kebijakan lembaga sekolah. Demi meraih untung banyak, ada banyak petinggi sekolah yang menyiapkan kursi untuk orang kaya.
Sebagai drama agar disangka adil dan terbuka, sekolah mengadakan tes-tes palsu, yang terpilah adalah yang kaya dan yang sederhana tak akan mendapat kesempatan sekolah. Pola inilah yang berlaku setiap tahun.
Sekolah memang sudah banyak berubah, kini nyaris seluruh lembaga sekolah bersaing “mati-matian” demi mendongkrak popularitas sambil semakin luput membina kualitas. Sekiranya inilah yang disebut komersialisasi pendidikan, lembaga pendidikan tak ubahnya ladang mencari untung rupiah saja sambil melupa untuk mencerdaskan anak bangsa secara paripurna. Pembangunan karakter adalah fiktif! Yang nyata adalah perusakan karakter dan cara pandang anak sedari awal memasuki sekolah.
Selamat datang para siswa baru dalam seluruh kisah palsu di sekolah-sekolah, sekejap lagi anda akan dibentuk menjadi manusia pejabat dan penjahat. Siapkan nyali, yang bertahan dalam arus pendidikan yang menjemukan hanyalah siswa yang melawan dan berani mempertanyakan keadaan!
*Intelektual bebas*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar