SOSOK MISTERIUS
Oleh : Evi N
IAIN Ponorogo
Dibawah langit
yang mulai redup, ketika senja
hampir saja beranjak, seseorang dengan keputusasaannya berdiri diatas pagar pendek
pembatas jembatan, ia berdiri mematung dan berpijak pada lempengan besi yang nyaris
berkarat. Pakaiannya
lusuh dan lembab dengan mata yang sembab dan kulit yang pucat, mulutnya
berbicara namun tidak begitu jelas. Kedua tangannya membentang membentuk garis lurus, dari gelagatnya
terlihat kepahitan hidup yang dia alami.Tampaknya pemuda itu mulai menyerah, putus asa dan tidak sanggup untuk hidup lebih lama lagi. Dia
menggerakkan tubuhnya dan hendak melompat kedalam lembah kecil yang penuh
pepohonan. Namun tampak
jelas diwajahnya masih tersirat sedikit keraguan. Tiba-tiba
seorang gadis muncul dikeheningan, dengan pakaian hitam dan berambut terurai panjang perlahan
mendekati pemuda yang hendak mengakhiri hidupnya, hingga mereka
berjarak sekitar satu meter. ”Apa yang kamu lakukan di tempat ini ?” Tanya gadis itu. Tetapi tidak
ada jawaban dari pemuda tersebut dan dia kembali menegaskan pertanyaannya
dengan suara keras, terlihat wajah gadis itu lebih pucat dari sebelumnya. Akhirnya pemuda
tersebut menjawab “Bukan urusan kamu !”. “Aku tau ini bukan urusanku tapi aku hanya berusaha mengingatkanmu, apapun
masalahmu jangan kamu lakukan hal bodoh itu. Ini bukan cara
yang baik untukmu” Jawab gadis itu dengan ekspresi wajah yang datar. ”Aku tidak
peduli dengan apa katamu. Tapi aku mohon menjauhlah dari ku, biarkan aku
pergi dari dunia ini, biarkan aku meninggalkan kekejaman hidup yang membekas dan tiada
akhir ini.” Si pemuda mulai menitikkan air mata.”Kamu pikir setelah kamu mati, duniamu akan
menjadi lebih baik ?!” Si gadis bertanya setengah berteriak. “Dan kamu
pikir Tuhan menyukai perbuatanmu ini ?”. “Justru dengan aku mati, aku bisa bertemu dengan Tuhan dan menjelaskan bahwa aku tidak bersalah
dan Tuhan akan menempatkanku di tempat yang lebih layak, lebih indah
dari pada dunia ini yang begitu kejam.” Jawab pemuda dengan tangis yang lebih
keras dari sebelumnya. Mata si gadis menatap tajam kepada pemuda tersebut. “Sungguh bodoh
perkataanmu itu, Tuhan tidak
pernah menjanjikan seperti apa yang kamu katakan tadi.” Sepertinya gadis itu
semakin geram kepadanya. “Cukup !!” Pemuda itu mulai naik darah kepada si gadis
karena telah menghalangi niatnya. “Aku tidak tahu siapa kamu, kamupun tidak
tahu siapa aku. Jadi, kamu tidak
berhak melarangku. Asal kamu tahu, aku tidak lebih dari seorang yang teraniaya.” Lanjutnya dengan
emosi. ”Aku tidak
melarangmu, aku hanya
mengingatkanmu. Asal kamu tahu, jika kamu mati
dengan caramu sendiri, kamu akan lebih menderita lebih dari apa yang kamu rasakan
sekarang.” Jawab si gadis dengan nafas yang terpenggal. ”Tahu apa kamu
tentang duniaku setelah kematianku ?” Tanyanya dengan air mata yang bercucuran
Namun si gadis
hanya membisu, diam seribu
bahasa, tidak menjawab
pertanyaan itu. Lalu saat
pemuda itu akan memulai aksinya, si gadis menjerit histeris, seakan-akan ia tak rela merenggut nyawa. ”Jangan
melakukan itu ! .Sungguh bukan
aku yang melarangmu, karena sesungguhnya Tuhan yang melarang perbuatan itu. Bunuh diri
adalah perbuatan tercela dan Tuhan akan sangat membenci pada orang yang putus
asa dan kamu akan sangat menyesal. ” Kali ini gadis itu mulai menangis tersedu-sedu. Dia menatap gadis itu yang mulai tersungkur, berlutut dan
terisak-isak. Sejenak pemuda
itu hanya diam keheranan, lalu entah apa yang ada dipikirannya, pemuda itu
mulai mengurungkan niatnya. Perlahan kakinya menginjak lempengan besi yang lebih rendah dan tak
lama pemuda itu turun dari pagar .Namun pemuda itu masih diam dan menatap si gadis dengan kaku. Dengan perasaan
bimbang, pemuda itu
perlahan mendekati sigadis yang masih terisak dan wajah yang tertutup oleh
rambut panjangnya. ”Siapa kamu ? kenapa kamu begitu peduli terhadapku dan kenapa kamu
menangis ?” Tetapi gadis itu tetap diam.Si pemuda akhirnya menyentuh pundak gadis itu, dia sangat
menyesal dan sangat berterima kasih. Namun saat si pemuda menyentuh pundak si gadis, ia hanya
merasakan hawa dingin, seperti menyentuh angin. Karena tubuh itu semakin memudar dan isakan tangis itu perlahan
lenyap meninggalkan tanya. Seketika pemuda itu tercengang karena ditempat itu ternyata tidak ada siapapun selain dirinya. Hari pun mulai
gelap dan hawa dingin mulai menusuk dengan iringan suara burung hantu yang
menyeramkan.
Si pemuda
akhirnya memutuskan kembali pulang ke rumah, karena ia hanya
hidup sebatang kara ia hanya bisa diam dengan penuh tanya,hingga terlelap dengan
masalah yang ia alami. Pagipun datang dan ia terbangun dan masih saja teringat dengan
kejadian mistis yang ia alami kemarin sore, saking
penasaranya ia akhirnya memutuskan untuk pergi ke jembatan tua
itu lagi yang kebetulan didekat jembatan itu ada perumahan warga yang tidak
terlalu padat. Ia memutuskan
untuk pergi ke salah satu rumah warga dan menanyakan apakah memang sering terjadi kejanggalan dengan
jembatan itu. Dengan ragu ia
menceritakan masalah yang ia alami kemarin, tentang tuduhan
warga terhadap dirinya yang telah membunuh dirinya yang padahal adiknya
tersebut sakit keras dan tidak bisa tertolong lagi Tetapi warga salah paham dan
menuduh dirinya telah membunuh adiknya. Hal ini menyebabkan dirinya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya di jembatan tua itu, dan ada seorang gadis
yang datang menolong dirinya. Setelah semua di ceritakan akhirnya warga
tersebut menceritakan bahwa dua tahun yang
lalu ada seorang gadis yang dibunuh dengan kejam yang mayatnya belum ditemukan
hingga saat ini,mungkin itu adalah gadis yang sama yang mendatanginya kemarin.
Dan karena meninggal dengan dibunuh mungkin ia mengingatkan agar tidak
menyia-nyiakan kesempatan
hidup yang diberikan Tuhan kepada pemuda itu. Setelah penasarannya terjawab ia
kembali pulang kerumah dan betapa terkejutnya dia, karena dirumahnya
banyak kerumunan warga. Pemuda itu
sangat ketakutan hingga tubuhnya gemetar, ia berfikir bahwa dia akan di bawa ke kantor polisi.
Tetapi ternyata dugaannya tersebut salah karena kedatangan warga tersebut untuk meminta maaf karena telah
menuduhnya dengan kejam dan warga telah mengetahui kejadian yang sebenarnya. Keadaanpun
kembali membaik dan pemuda tersebut melupakan niatnya untuk mengakhiri
hidupnya. Tamat…