Senin, 02 April 2018

sosok misterius


SOSOK  MISTERIUS
Oleh : Evi N
IAIN Ponorogo

Dibawah langit yang mulai redup, ketika senja hampir saja beranjak, seseorang dengan keputusasaannya berdiri diatas pagar pendek pembatas jembatan, ia berdiri mematung dan berpijak pada lempengan besi yang nyaris berkarat. Pakaiannya lusuh dan lembab dengan mata yang sembab dan kulit yang pucat, mulutnya berbicara namun tidak begitu jelas. Kedua tangannya membentang membentuk garis lurus, dari gelagatnya terlihat kepahitan hidup yang dia alami.Tampaknya pemuda itu mulai menyerah,  putus asa dan tidak sanggup untuk hidup lebih lama lagi. Dia menggerakkan tubuhnya dan hendak melompat kedalam lembah kecil yang penuh pepohonan. Namun tampak jelas diwajahnya masih tersirat sedikit keraguan. Tiba-tiba seorang gadis muncul dikeheningan, dengan pakaian hitam dan berambut terurai panjang perlahan mendekati pemuda yang hendak mengakhiri hidupnya, hingga mereka berjarak sekitar satu meter. ”Apa yang kamu lakukan di tempat ini ?” Tanya gadis itu. Tetapi tidak ada jawaban dari pemuda tersebut dan dia kembali menegaskan pertanyaannya dengan suara keras, terlihat wajah gadis itu lebih pucat dari sebelumnya. Akhirnya pemuda tersebut menjawab “Bukan urusan kamu !”. “Aku tau ini bukan urusanku tapi aku hanya berusaha mengingatkanmu, apapun masalahmu jangan kamu lakukan hal bodoh itu. Ini bukan cara yang baik untukmu” Jawab gadis itu dengan ekspresi wajah yang datar. ”Aku tidak peduli dengan apa katamu. Tapi aku mohon menjauhlah dari ku, biarkan aku pergi dari dunia ini, biarkan aku meninggalkan kekejaman hidup yang membekas dan tiada akhir ini.” Si pemuda mulai menitikkan air mata.”Kamu pikir setelah kamu mati, duniamu akan menjadi lebih baik ?!” Si gadis bertanya setengah berteriak. “Dan kamu pikir Tuhan menyukai perbuatanmu ini ?”. “Justru dengan aku mati, aku bisa bertemu dengan Tuhan dan menjelaskan bahwa aku tidak bersalah dan Tuhan akan menempatkanku di tempat yang lebih layak, lebih indah dari pada dunia ini yang begitu kejam.” Jawab pemuda dengan tangis yang lebih keras dari sebelumnya. Mata si gadis menatap tajam kepada pemuda tersebut. “Sungguh bodoh perkataanmu itu, Tuhan tidak pernah menjanjikan seperti apa yang kamu katakan tadi.” Sepertinya gadis itu semakin geram kepadanya. “Cukup !!” Pemuda itu mulai naik darah kepada si gadis karena telah menghalangi niatnya. “Aku tidak tahu siapa kamu, kamupun tidak tahu siapa aku. Jadi, kamu tidak berhak melarangku. Asal kamu tahu, aku tidak lebih dari seorang yang teraniaya.” Lanjutnya dengan emosi. ”Aku tidak melarangmu, aku hanya mengingatkanmu. Asal kamu tahu, jika kamu mati dengan caramu sendiri, kamu akan lebih menderita lebih dari apa yang kamu rasakan sekarang.” Jawab si gadis dengan nafas yang terpenggal. ”Tahu apa kamu tentang duniaku setelah kematianku ?” Tanyanya dengan air mata yang bercucuran
Namun si gadis hanya membisu, diam seribu bahasa, tidak menjawab pertanyaan itu. Lalu saat pemuda itu akan memulai aksinya, si gadis menjerit histeris, seakan-akan ia tak rela merenggut nyawa. ”Jangan melakukan itu ! .Sungguh bukan aku yang melarangmu, karena sesungguhnya Tuhan yang melarang perbuatan itu. Bunuh diri adalah perbuatan tercela dan Tuhan akan sangat membenci pada orang yang putus asa dan kamu akan sangat menyesal. ” Kali ini gadis itu mulai menangis tersedu-sedu. Dia menatap gadis itu yang mulai tersungkur, berlutut dan terisak-isak. Sejenak pemuda itu hanya diam keheranan, lalu entah apa yang ada dipikirannya, pemuda itu mulai mengurungkan niatnya. Perlahan kakinya menginjak lempengan besi yang lebih rendah dan tak lama pemuda itu turun dari pagar .Namun pemuda itu masih diam dan menatap si gadis dengan kaku. Dengan perasaan bimbang, pemuda itu perlahan mendekati sigadis yang masih terisak dan wajah yang tertutup oleh rambut panjangnya. ”Siapa kamu ? kenapa kamu begitu peduli terhadapku dan kenapa kamu menangis ?” Tetapi gadis itu tetap diam.Si pemuda akhirnya menyentuh  pundak gadis itu, dia sangat menyesal dan sangat berterima kasih. Namun saat si pemuda menyentuh pundak si gadis, ia hanya merasakan hawa dingin, seperti menyentuh angin. Karena tubuh itu semakin memudar dan isakan tangis itu perlahan lenyap meninggalkan tanya. Seketika pemuda itu tercengang karena ditempat itu ternyata tidak ada siapapun selain dirinya. Hari pun mulai gelap dan hawa dingin mulai menusuk dengan iringan suara burung hantu yang menyeramkan.
Si pemuda akhirnya memutuskan kembali pulang ke rumah, karena ia hanya hidup sebatang kara ia hanya bisa diam dengan penuh tanya,hingga terlelap dengan masalah yang ia alami. Pagipun datang dan ia terbangun dan masih saja teringat dengan kejadian mistis yang ia alami kemarin sore, saking penasaranya ia akhirnya memutuskan untuk pergi ke jembatan tua itu lagi yang kebetulan didekat jembatan itu ada perumahan warga yang tidak terlalu padat. Ia memutuskan untuk pergi ke salah satu rumah warga dan menanyakan apakah memang sering terjadi kejanggalan dengan jembatan  itu. Dengan ragu ia menceritakan masalah yang ia alami kemarin, tentang tuduhan warga terhadap dirinya yang telah membunuh dirinya yang padahal adiknya tersebut sakit keras dan tidak bisa tertolong lagi Tetapi warga salah paham dan menuduh dirinya telah membunuh adiknya. Hal ini menyebabkan dirinya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya  di jembatan tua itu, dan ada seorang gadis yang datang menolong dirinya. Setelah semua di ceritakan akhirnya warga tersebut menceritakan bahwa  dua tahun yang lalu ada seorang gadis yang dibunuh dengan kejam yang mayatnya belum ditemukan hingga saat ini,mungkin itu adalah gadis yang sama yang mendatanginya kemarin. Dan karena meninggal dengan dibunuh mungkin ia mengingatkan agar tidak menyia-nyiakan kesempatan hidup yang diberikan Tuhan kepada pemuda itu. Setelah penasarannya terjawab ia kembali pulang kerumah dan betapa terkejutnya dia, karena dirumahnya banyak kerumunan warga. Pemuda itu sangat ketakutan hingga tubuhnya gemetar, ia berfikir bahwa dia akan di bawa ke kantor polisi. Tetapi ternyata dugaannya tersebut salah karena kedatangan warga tersebut untuk meminta maaf karena telah menuduhnya dengan kejam dan warga telah mengetahui kejadian yang sebenarnya. Keadaanpun kembali membaik dan pemuda tersebut melupakan niatnya untuk mengakhiri hidupnya. Tamat…

2 komentar: