Selasa, 02 Oktober 2018

gambaran umum famn



 
FORUM ASPIRASI MAHASISWA NGRAYUN PONOROGO (FAMN)
A.    Sebuah Cita-Cita
                        Mahasiswa sebagai salah satu simbol golongan insan cerdik cendekia menjadi komponen penting dalam struktur sosial di masyarakat. Keberadaannya diharapkan menjadi gerbong pendobrak menuju kesejahteraan masyarakat yang lebih baik melalui pendidikan dan keterampilan dalam berbagai macam bidang pengetahuan yang dibuka di perguruan tinggi. Selain itu, peran yang tidak kalah penting dari mahasiswa adalah gelar agent of change yang disematkan kepadanya. Hal ini menemukan momentumnya ketika suksesnya gerakan mahasiswa Indonesia 1998 yang mampu menumbangkan rezim otoritarian yang memegang status quo saat itu. Inilah peran mahasiswa yang oleh Antonio Gramsci disebut sebagai “intelektual organik”, yaitu seseorang yang dapat memberikan kesadaran homogenitas bagi kelompoknya dan kelompok lain. Seorang intelektual organik harus merupakan seorang pioner, organisator, dan pejuang militan. Dimana semua diorientasikan lebih mementingkan kepentingan sosial di atas kepentingan pribadi. Posisi ini menempatkan mahasiswa menjadi komponen masyarakat yang memiliki tanggung jawab besar dalam melakukan pembacaaan terhadap realitas sosial dan melakukan perbaikan-perbaikan menuju perubahan tatanan sosial yang lebih baik.
                        Kepedulian mahasiswa terhadap nasib bangsanya dengan banyak melakukan aksi-aksi sosial pada level nasional maupun regional juga harus dilengkapi dengan kepeduliannya terhadap nasib daerahnya sendiri di mana ia berasal dan tinggal. Sangat naïf apabila seseorang banyak berkontribusi secara nasional, akan tetapi tidak memperhatikan nasib masyarakat di daerahnya sendiri. Hal inilah yang mengetuk hati kawan-kawan mahasiswa yang berasal dari kecamatan Ngrayun. Mereka yang berada di daerah kota ataupun luar kota kecamatan Ngrayun untuk menimba ilmu di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) atau Perguruan Tinggi Swasta (PTS), mengikat diri dengan latar belakang persamaan daerah kelahiran atau persamaan letak geografis dalam sebuah Mahasiswa Se-Ngrayun. Melalui FAMN ini para generasi muda NGRAYUN mengikatkan diri dalam persaudaranan yang erat sebagai sesama perantau di kota maupun di luar kota juga luar negeri. Dengan latar belakang persamaan itu, mereka melakukan komunikasi intensif dengan mencari informasi tentang mahasiswa-mahasiswa yang berasal dari NGRAYUN, sampai pada akhirnya membentuk perkumpulan dan diresmikan dalam wadah Organisasi. Organisasi tersebu bersifat sebagai ajang perkumpulan rutin pengisi waktu luang saja dan pada level yang lebih rumit, Organisasi tersebut melakukan pengkaderan sistematis dengan program-program yang menyentuh langsung pada Mahasiswa, sesuai dengan keterampilan yang dimiliki dan latar belakang kampus masing-masing.
Di beberapa daerah NGRAYUN, telah dibentuk beberapa ORGANISASI ataupun KOMUNITAS yang telah aktif cukup lama. FAMN ini merupakan wujud cita-cita luhur dari generasi muda Ngrayun untuk berkontribusi terhadap daerah kelahirannya dalam bentuk berbagai macam kegiatan positif yang dilakukan. Melalui Organisasi seperti ini, peran nyata individu akan lebih termobilisasi dengan baik sehinga menghasilkan peran-peran yang lebih banyak serta dapat dirasakan oleh masyarakat.
B.     Nilai-Nilai Positif Terbentuknya FAMN
            Sebagai salah satu  bentuk pengabdian terhadap tempat kelahiran, FAMN memiliki nilai-nilai positif dan bermanfaat. Pertama, FAMN Ngrayun sebagai wadah persaudaraan sesama mahasiswa yang senasib sepenanggungan di kota. Adanya Organisasi ini akan semakin memperbanyak relasi sesama teman satu daerah. Dalam Islam, persaudaraan begitu ditekankan dalam hubungan sesama manusia, sebagaimana dalam al-Qur’an surat Al-Hujurat (49): 13, dijelaskan:  Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal…….”. Potongan arti ayat ini menyiratkan kita untuk mencari teman atau relasi sebanyak-banyaknya dalam ikatan persaudaraan yang kokoh. Adanya FAMN akan semakin mempererat jalinan persaudaraan sesama saudara Ngrayun, yang dahulu tidak pernah kenal, melalui wadah ini di harapkan dapat saling berinteraksi dan mengenal satu sama lain. Kedua, wadah Organisasi ini menjadi sarana pengabdian mahasiswa Ngrayun kepada bumi kelahirannya. Ini sejalan dengan salah satu tri dharma perguruan tinggi, yaitu fungsi pengabdian masyarakat. Kalau di perguruan tinggi bentuk pengabdian msyarakat yang dilakukan dalam bentuk KPM (Kuliah Pengabdian Masyarakat) adalah tuntutan kewajiban kampus yang implikasinya pada kelulusan, sedangkan di Organisasi Ngrayun pengabdian masyarakat merupakan panggilan jiwa dari putra-putri daerah Ngrayun yang memang sudah seharusnya berkontribusi kepada bumi tempat kelahirannya. Ketiga, FAMN yang beranggotakan mahasiswa perguruan tinggi merupakan ujung tombak pengembangan ilmu pengetahuan di kecamatan Ngrayun. Melalui kemampuan metodologi penelitian, mahasiswa asal Ngrayun dapat melalukan aksi-aksi sosialnya berlandaskan ilmu pengetahuan. Aksi sosial yang dibentuk dengan berbasis pada intelektualitas akan dapat tepat sasaran dan bermanfaat bagi masyarakat. Di samping itu, keberhasilan para anggota FAMN ini dapat ditularkan pula kepada para juniornya yang masih duduk di bangku sekolah, agar sejak dini lebih dapat mempersiapkan diri untuk belajar di perguruan tinggi ternama dengan bimbingan para seniornya tersebut. Keempat, terbentuknya FAMN ini memberikan informasi peluang karir tersendiri kepada para anggotanya. Sebagai mahasiswa, sudah barang tentu tujuan akhirnya adalah dapat berkiprah di dunia kerja sesuai dengan bidang keahlian yang dipelajari di perguruan tinggi tanpa mengesampingkan peran sosialnya. Interaksi yang terjalin di FAMN ini akan semakin memperkaya informasi para anggotanya akan adanya peluang kerja yang dapat dimanfaatkan, baik di daerah NGRAYUN sendiri atau di luar wilayah Ngrayun. Setelah para alumninya dapat berkiprah di dunia kerja, maka peluang-peluang itu akan dapat dimanfaatkan pula kepada para juniornya yang masih harus menjalankan roda Organisasi, begitu pula seterusnya. Nilai-nilai ini harus diinternaslisasikan di setiap FAMN dan menjadi landasan di tiap kegiatannya.
C.    Ekses-Ekses Negatif di FAMN Ngrayun
                        Berdirinya berbagai Ormada Ngrayun di tiap kampus tidak dapat dupungkiri juga menimbulkan ekses-ekses negatif yang jika terus dibiarkan dalam jangka panjang akan berdampak buruk. Beberapa ekses negatif selama ini dapat di kelompokkan ke dalam tiga masalah. Pertama adalah masalah perbedaan kultur kampus. Pengelolaan kampus dalam dua pintu kementerian, yaitu Kementerian Pendidikan Tinggi (dulu Kemendiknas) dan Kementerian Agama menjadikan beberapa perguruan tinggi yang berada di dua naungan kementerian tersebut memiliki paradigma ilmu pengetahuan yang berbeda. Perbedaan institusional tersebut juga berimbas pada cara berpikir para mahasiswanya, dan bahkan pola hidupnya. Mahasiswa NGRAYUN pun terpolarisasi dalam dua paradigma ilmu pengetahuan ini, dimana perguruan tinggi umum yang dikelola Dikti cenderung meganggap ilmu pengetahuan itu bebas nilai (value free) sebagai adopsi dari world view Barat, sehingga seakan-akan tidak ada campur tangan agama di dalam ilmu pengetahuan. Disisi lain kampus-kampus agama di bawah naungan Kemenag sedang gencar-gencarnya menggalakkan Islamisasi Ilmu Pengetahuan (Islamization of knowledge) yang menentang keras sekularisasi dan paham ‘ilmu bebas nilai’.
Dalam bentuk yang ekstrim, kedua paradigma ini menjadikan FAMN di kedua jenis kampus ini tidak mau melakukan interaksi yang terbuka dan cenderung menutup diri hanya pada internal FAMN-nya saja. Kedua, masalah gengsi antar kampus. Dalam pergaulan, biasanya terdapat perbedaan yang tajam antara mahasiswa yang kuliah di kampus negeri dan swasta, antara kampus besar dan kampus kecil, dan antara kampus mahal dan kampus murah. Kampus yang ternama mensiratkan para mahasiswanya adalah orang-orang yang cerdas, ber-IQ tinggi, profesional, tergolong kalangan menengah ke atas dan sebagainya. Sedangkan kampus yang kebih inverior terkesan mahasiswanya kurang cerdas, IQ-nya lemah, tidak profesional dan masuk kalangan menengah ke bawah secara ekonomi. Tidak dapat dipungkiri, pandangan dan gelagat seperti ini banyak ditemui di kalangan mahasiswa, yang menjadikan FAMN NGRAYUN terpolarisasi dalam dua model kampus yang berbeda ini. Ketiga, adalah adanya sentimen ideologis dan politis dari gerakan mahasiswa yang berkembang di dunia kampus.
FAMN adalah perkumpulan mahasiswa yang terdiri dari lintas agama, lintas ideologi dan lintas pandangan politik. Ketika berada dalam naungan FAMN yang diikat oleh persamaan nasib yaitu sama-sama menimba ilmu di perguruan tinggi luar kota dan  lahir di daerah yang sama, maka berbagai warna bendera yang menjadi identitas setiap individu mahasiswa harus dilebur jadi satu dalam FAMN dengan visi yang sama, yaitu persaudaraan dan pengabdian. Latar belakang perbedaan tersebut justru harus dijadikan kekayaan sumber daya para anggota FAMN yang sangat bermanfaat bagi berjalannya Organisasi. Jika di dalam tubuh FAMN ini ada motif ideologis dan politis yang sengaja disebarkan, maka akan menyebabkan kehancuran FAMN sendiri di masa mendatang.
D.    Menghapus Perbedaan Menyemai Kebersamaan
Beberapa ekses di atas harus segera dicarikan solusinya dan jangan dibiarkan terus berlarut-larut. Segala ekses negatif di atas dapat diminimalisir dan bahkan dihapus dengan jalan tiap FAMN di  internal kampus yang memiliki beragai macam nama itu mau untuk membuka diri dan berdialog dengan FAMN sejenis di kampus lainnya. Membuka diri berarti bersedia untuk menerima kritik dan saran yang membangun bagi Organisasi, baik yang berasal dari internal organisasi atau dari luar. Kemudian membiasakan mangadakan forum-forum dialog antar FAMN dari kampus-kampus yang berbeda. Dari komunikasi tersebut akan ada saling share kekurangan dan kelebihan masing-masing, sehingga satu sama lain dapat saling belajar memperbaiki kekurangannya. Proses dialog yang intens perlahan-lahan akan dapat mengurangi ekses-ekses negatif di atas. Bentuk forum komunikasi ini menjadi model yang akan dikembangkan ke depan, walaupun di dalamnya masih banyak kekurangan. Secara internal, FAMN di tiap kampus memiliki wadah sendiri dengan nama-nama yang berbeda dan menjalankan program organisasinya,  Demikian seterusnya, forum tersebut dibentuk di kota yang di sana banyak terdapat mahasiswa asal NGRAYUN, sampai pada level nasional maupun internasional. Akan tetapi semuanya masih terhenti pada tataran gagasan, oleh karena itu yang dibutuhkan sekarang ini adalah aksi tindakan nyata untuk merealisasikan hal itu.
E.     Kerjasama dengan Pemerintah Kecamatan Ngrayun
                        Solidaritas FAMN  baik di internal dan eksternal kampus yang sudah terjalin harus di sertai dengan kejelian membaca peluang yang ada. Peluang-peluang yang dimaksud di sini adalah adanya kebijakan maupun program-program dari pemerintah pusat, pemerintah propinsi, Pemerintah kabupaten ponorogo maupun pemerintah Kecamatan sendiri. Dari program-program tersebut dicari yang berhubungan dengan kegiatan sosial bagi masyarakat Ngrayun, terutama yang membutuhkan. Apabila di dalam program-program tersebut terdapat peluang kerja sama, maka itu dapat dilakukan, yaitu bekerja sama antara FAMN Ngrayun dengan dinas pemerintah terkait untuk melakukan program kegiatan secara bersama. Apabila kesepakatan kerjasama itu berhasil, maka FAMN Ngrayun akan mendapatkan bantuan fasilitas dan dana yang memadai. Selama ini, hubungan dengan dinas terkait hanya sebatas koordinasi, belum sampai pada kerja sama yang serius. Seperti pameran pendidikan maupun bakti sosial, masih dalam batas berkoordinasi dengan dinas pendidikan dan dinas sosial. Oleh sebab itu, diperlukan langkah yang real untuk menuju ke arah kerja sama, yaitu dengan melakukan audiensi atau forum bersama antara semua FAMN Ngrayun dengan Pemerintah kecamatan Ngrayun, dimana di sana dijelaskan program-program FAMN Ngrayun selama se-periode yang dicocokkan dengan program pemerintah, dan mencari peluang-peluang kerja sama yang dapat dilakukan.
F.     Menyiapkan Wadah Lanjutan
Hal lain yang perlu dilakukan adalah menyiapkan wadah lanjutan bagi para alumni FAMN tersebut. Selepas menimba ilmu di perguruan tinggi, kesibukan para alumni FAMN  ini adalah masuk di dunia kerja. Mereka banyak yang berkarir di dalam wilayah sendiri dan ada yang memilih berkarir di luar Ngrayun. Di dalam wilayah Ngrayun, mereka dapat memanfaatkan jaringan alumni Organisasi ini untuk berkarir dan bersama melakukan kiprah sosial dengan mendirikan sendiri Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Ngrayun, atau masuk pada Ormas-Ormas agama ataupun sosial yang sudah ada. Di mana semuanya diorientasikan untuk melanjutkan peran sosial dan pengabdian kepada daerah kelahiran. Sedangkan bagi para alumni FAMN Ngrayun yang berada di luar kota yang kebanyakan kota-kota besar dapat masuk pada organiasi paguyuban ponorogo yang sudah ada, atau yang belum ada dapat mendirikannya. Setelah berkiprah di Ormada Ngrayun selama menjadi mahasiswa, maka wadah selanjutnya adalah masuk dalam perkumpulan warga Ngrayun yang berada dalam perantauan.
 Jaringan antara FAMN dan paguyuban warga asal Ngrayun ini dapat menjadi sarana untuk memberikan kiprah pengabdian bagi Ngrayun, meskipun mereka berada di luar wilayah Ngrayun. Demikian terus selanjutnya dari generasi ke generasi, melestarkikan persaudaraan, sukses bersama dan memberikan peran bersama sekecil apapun bagi kebaikan daerah dan masyarakat Ngrayun.
wassalamualaikum warohmatullahi wabarakatu
                                                                                                          Ngrayun, November  2017

                                                                                                Forum Aspirasi Mahasiswa Ngrayun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar